Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-7 di wilayah Sumatra Selatan, dan berlangsung hingga abad ke-13.

Kerajaan Sriwijaya terkenal sebagai negara maritim yang kuat, dengan jaringan perdagangan yang luas yang mencakup Asia Tenggara, Cina, India, dan wilayah lainnya. Kerajaan ini juga merupakan tempat tinggal bagi banyak budaya dan agama, seperti Hindu, Budha, dan Islam.

Pada abad ke-7, Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu pusat kebudayaan yang penting di Asia Tenggara. Banyak ilmuwan dan sarjana yang belajar di universitas yang terkenal di Palembang, seperti Universitas Srivijaya.

Pada abad ke-10, Kerajaan Sriwijaya mengalami masa keemasan dengan memperluas wilayahnya ke wilayah lain di Asia Tenggara, seperti Kepulauan Riau, Bangka, dan Belitung. Namun, pada abad ke-13, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh pada tahun 1292, disebabkan oleh serangan dari Kerajaan Majapahit.

Walaupun Kerajaan Sriwijaya sudah tidak ada lagi, namun jejak-jejaknya masih terlihat hingga sekarang, terutama dalam bentuk candi-candi dan peninggalan arkeologis lainnya yang ditemukan di Sumatra Selatan. Kerajaan Sriwijaya juga memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia dan merupakan bagian dari warisan budaya yang kaya.


Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Peta daerah pengaruh dan wawasan maritim Kerajaan Sriwijaya

Menurut sumber berita Cina yang ditulis oleh I-tsing dinyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M. Ber- dasarkan prasasti Ligor, pusat pemerintahan Sriwijaya di Muara Takus, yang kemudian dipindahkan ke Palembang.

Kerajaan Sriwijaya kemudian muncul sebagai kerajaan besar di Asia Tenggara. Perluasan wilayah dilakukan dengan menguasai Tulang Bawang (Lampung), Kedah, Pulau Bangka, Jambi, Tanah Genting Kra dan Jawa (Kaling dan Mataram Kuno).

 Dengan demikian Kerajaan Sriwijaya bukan lagi merupakan kerajaan senusa (negara yang berkuasa atas satu pulau saja) melainkan merupakan negara antarnusa (negara yang berkuasa atas beberapa pulau), sehingga Sriwijaya merupakan negara kesatuan pertama di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa Balaputra Dewa.

Raja ini mengadakan hubungan persahabatan dengan Raja Dewapala Dewa dari India. Dalam Prasasti Nelanda disebutkan bahwa Raja Dewapala Dewa menghadiahkan sebidang tanah untuk mendirikan sebuah biara untuk para pendeta Sriwijaya yang belajar agama Buddha di India. Selain itu dalam Prasasti Nelanda juga disebutkan bahwa adanya silsilah raja Balaputra Dewa dan dengan tegas menunjukkan bahwa raja Syailendra (Darrarindra) merupakan nenek moyangnya.


B. Kehidupan Sosial Ekonomi

Letak Sriwijaya sangat strategis di jalur perdagangan antara India-Cina. Di samping itu juga berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara, menjadikan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional. 

Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangan Sriwijaya sebagai Negaramaritim, sebab banyak kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan dan melakukan aktivitas perdagangan. Sriwijaya sebagai pusat perdagangan akan mendapatkan keuntungan yang besar dan akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang hidup dari pelayaran dan perdagangan.


C. Kehidupan Keagamaan

Dalam bidang agama, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah Agama Buddha Mahayana, salah satu tokohnya ialah Dharmakirti.

Para peziarah agama Buddha dalam pelayaran ke India ada yang singgah dan tinggal di Sriwijaya. Di antaranya ialah I'tsing. Sebelum menuju ke India ia mempersiapkan diri dengan mempelajari bahasa Sanskerta selama 6 bulan (1671); setelah pulang dari India ia tinggal selama 4 tahun (681-685) untuk menerjemahkan agama Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Cina. 

Di samping itu juga ada pendeta dari Tibet, yang bernama Atica yang datang dan tinggal di Sriwijaya selama 11 tahun (1011-1023) dalam rangka belajar agama Buddha dari seorang guru besar Dharmakirti.

Demikianlah artikel tentang Sejarah Kerajaan Sriwijaya, semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat untuk para pembaca setia blog pustaka ilmu. Terimakasih

Post a Comment for "Sejarah Kerajaan Sriwijaya"