PERANAN AKAL DAN WAHYU DALAM ILMU TAUHID

Peranan akal dan wahyu dalam ilmu tauhid - Sebagaimana yang telah tertulis dalam Alquran, kita harus memahami lebih dalam wahyu dalam ilmu tauhid. Karena ini sangat penting sekali, jangan sampai kita salah mengartikan dan bisa menjadi dosa besar.

Maka dari itu artikel ini membahasnya dengan lengkap, silahkan baca baik-baik penjelasan dibawah ini :

A. Pengertian akal

Akal berasal dari bahasa arab yaitu عقل-يعقل . Kata akal sering disebut sebagai lafadz musytarak yaitu kata yang memiliki banyak makna. Dalam kamus arab dijelaskan bahwa عقل memiliki makna di antaranya :
  • ادرك : mencapai , mengetahui
  • فهم : memahami
  • تدرب : merenung
  • تفكر : berfikir

B. Fungsi akal

Akal mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan, karena pada hakikatnya akal adalah mesin penggerak dalam tubuh yang mengatur dalam berbagai hal yang akan dilakukan setiap manusia yang akan meninjau baik, buruk dan akibat dari hal baik atau buruk yang dikerjakan itu. Akal juga merupakan sarana untuk memperoleh iman sejati, karena iman tidaklah sempurna tanpa didasarkan akaldan I’tiqad hati yang satu.

PERANAN AKAL DAN WAHYU DALAM ILMU TAUHID

Diantara fungsi akal yang lain adalah:

  • Akal sebagai tolak ukur akan kebenaran dan kebatilan.
  • Akal sebagai alat untuk menemukan solusi ketika permasalahn datang
  • Akal sebagai alat untuk mencerna berbagai hal dan tingkah laku yang benarmelalui pencerahan melalui hati.


C. Pengertian Wahyu .

Wahyu berasal dari kata bahasa arab yakni( يحى وحيا وحي ) yang secara harfiah yakni suara, api, kecepatan, bisikan, rahasia dan isyarah.

Secara istilah wahyu adalah pemberitahuan tersembunyi dan cepat kepada seseorang secara khusus dan terpilih tanpa seorang pun yang mengetahuinya.

Wahyu dalam bentuk kata maf’ul berarti sesuatu yang diwahyukan, yakni Kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi-Nabi-Nya.

Ada tiga cara penyampaian wahyu ;
  • Melalui jantung hati seseorang dalam bentuk ilham atau mimpi
  • Dari belakang tabir seperti yang dialami oleh nabi musa
  • Utusan yang di utuskan dalam bentuk malaikat

D. Fungsi wahyu

Wahyu juga memiliki beberapa fungsi. Wahyu memberikan khabar kepada manusia tentang bagaimana cara bersyukur atau berterima kasih kepada Tuhan, juga menyempurnakan akal tentang mana yang baik dan buruk, serta menjelaskan perincian pahala dan hukuman yang akan diterima manusia di akhirat kelak.

Baca Juga : Definisi Riba yang Dilarang Islam

E . Peranan akal dan wahyu dalam aliran-aliran ilmu kalam.

a. Peranan akal dalam aliran ilmu kalam.

Manusia mempunyai akal, dan akallah yang membuat manusia berbeda dari hewan. Bahkan ada dalam mahfuzat mengatakan, apabila manusia tanpa akal itu bagaikan binatang.

Perbedaan pendapat diantara Mu’tazilah, Asy’ariyyah dan Maturidiyyah:
  • Mu’tazilah: Segala pengetahuan dapat diperoleh dengan perantaraan akal.
  • Asy’Ariyyah: Segala kewajiban manusia hanya dapat diketahui melalui wahyu.
  • Maturidiyyah: Hanya kewajiban berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat, yang tidak dapat diketahui oleh akal.

b. Peranan Wahyu dalam Aliran-Aliran Ilmu Kalam

Untuk mengetahui Tuhan dan sifat-sifat-Nya, wahyu dalam pendapat Mu’tazilah, Tak mempunyai fungsi apa-apa dalam soal keempat masalah yang menjadi bahan kontroversi dalam teologi islam.

Wahyu kata lebih lain yaitu mengetahui kewajiban menjauhi perbuatan-perbuatan yang tak dapat diketahui akal apakah membawa kebaikan atau kemudaratan. Dalam hal ini, wahyulah yang menentukan buruk atau baiknya perbuatan-perbuatan.

Wahyu dapat disimpulkan dengan beberapa pendapat:

1. Mu’tazilah: Mempunyai fungsi konfirmasi dan informasi, memperkuat apa-apa yang telah diketahui akal dan menerangkan apa-apa yang belum diketahui akal, dan demikian menyempurnakan pengetahuan yang telah diperoleh akal.

2. Asy’Asyariyyah: Akal dapat mengetahui hanya adanya Tuhan saja, wahyu mempunyai kedudukan penting.

3. Maturidiyyah :Wahyu bagi cabang Samarkandi mempunyai fungsi yang lebih kurang dari pada wahyu dalam pahaman Bukhara.

Semua pendapat-pendapat aliran kalam di atas adanya benar, namun ada juga mereka menggunakan pendapat mereka dengan ayat-ayat Al-Quran.

Mu’tazilah mungkin lebih liberal kerana lebih banyak menggunakan akal, tapi mereka juga tetap menggunakan wahyu sebagai petunjuk.

Adapun Asy’Ariyyah, mereka lebih banyak menggunakan wahyu, namun mereka juga tetap menggunakan akal dalam memahami wahyu tersebut.

Demikianlah Artikel tentang PERANAN AKAL DAN WAHYU DALAM ILMU TAUHID, semoga bisa menjadi inspirasi untuk kita dan bisa menjadi informasi yang bermanfaat. Terimakasih

Post a Comment for "PERANAN AKAL DAN WAHYU DALAM ILMU TAUHID"