Dasar-dasar Manajemen Hutan

Manajemen hutan adalah suatu proses yang melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang bertujuan untuk mengelola hutan secara bijaksana dan berkelanjutan. Beberapa dasar-dasar manajemen hutan meliputi:
  1. Pemeliharaan dan pengembangan fungsi ekosistem hutan, termasuk fungsi hutan sebagai habitat bagi berbagai jenis makhluk hidup, sumber air, dan penyangga iklim.
  2. Pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk hutan dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh hutan, seperti kayu, obat-obatan, dan pariwisata.
  3. Perlindungan hutan dari kerusakan dan degradasi, termasuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan, illegal logging, dan penebangan liar.
  4. Pemberdayaan masyarakat dan pemberian hak atas hutan kepada masyarakat setempat, termasuk hak-hak adat dan hak-hak masyarakat adat.
  5. Peningkatan kapasitas dan pemberian dukungan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengelola hutan secara bijaksana dan berkelanjutan.
  6. Koordinasi dan kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan, dalam mengelola hutan secara bijaksana dan berkelanjutan.



    Komponen Pendukung dalam Manajemen Kehutanan yaitu :
    • Konsep Tegakan dan Hutan 
    • Konsep Slvikultur & Struktur tegakan 
    • Riap(Pertumbuahan Pohon) 
    • Konsep Rotasi dan Daur 
    • Konsep Hutan Ideal 
    • Konsep Kelestarian Hutan 

    Tegakan

    Tegakan (Stand) adalah kesatuan pohon-pohon atau tumbuhan lain yang menempati suatu areal tertentu dan yang memiliki komposisi jenis (species), umur, dan kondisi yang cukup seragam untuk dapat dibedakan dari hutan atau kelompok tumbuhan lain di sebelah atau sekitar areal tersebut.

    Tegakan Seumur (Even-aged stand) adalah tegakan yang terdiri dari pohon-pohon yang berumur sama atau paling tidak berada dalam kelas umur yang sama.

    Tegakan tidak Seumur (Uneven-aged stand) adalah tegakan yang terdiri dari pohon-pohon dengan perbedaan umur antara pohon yang paling tua dengan pohon yang paling muda paling sedikit sebesar tiga kelas umur.


    Definisi-definisi

    Kelas umur (age class) adalah salah satu dari rangkaian selang (interrval) waktu yang menyusun rentangan umur (life span) pohon hutan. Jadi rentangan umur pohon hutan dibagi ke dalam beb erapa selang waktu.

    Dinamika suatu tegakan didasarkan atas prinsip-prinsip ekologi yang telah memberikan sumbangan kepada sifat dasar dari tegakan tersebut, seperti suksesi, kompetisi, toleransi,dan konsep zona optimum. Faktor-faktor inilah yang secara lansung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari tegakan yang dibangun


    Dinamika Tegakan

    Suksesi tumbuhan adalah pergantian suatu komunitas tanaman pada suatu areal oleh komunitas tanaman lain.

    Kompetisi adalah suatu proses yang bergerak maju karena setiap spesies memiliki kemampuan yangberbeda dalam suatu lingkungan tertentu, dan spesies yang kurang mampu mengadakan penyesuaian akan hilang dari persaingan.

    Toleransi dalam kehutanan diartikan sebagai kapasitas relatif suatu pohon untuk bersaing dalam keadaan cahaya yang rendah dan persaingan akar yang tinggi.


    Sistem Silvikultur :

    Sistem Silvikultur Tebang Habis

    Keuntungan :
    • Operasi pembalakan terkonsentrasi di areal kecil, tetapi volume kayu besar 
    • Kerusakan akibat pembalakan terhadap tegakan mudah dicegah 
    • Kerusakan pohon akibat tumbang oleh angin dihindari 
    • Tanaman baru terdiri jenis intoleran, bebas persaingan dengan tegakan tua 
    • Metode sederhana, praktis, dan mudah 
    • Tegakan seumur, murni, dan teratur, tumbuh cepat 
    • Pelaksanaan dengan tumpangsari dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar hutan 

    Sistem Silvikultur :

    Kerugian Tebang Habis :
    • Memusnahkan penutup tanah, iklim mikro berubah, lahan terbuka, gulma tumbuh meluas 
    • Perlindungan terhadap erosi berkurang, juga tanah mudah lonsor terutama pada lapangan miring 
    • Secara estetika kurang baik pemandangannya 
    • Bahaya kebakaran meningkat karena angin dan panas terik 
    • Tidak semua jenis dan ukuran pohon laku dijual 
    • Hutan baru yang seumur dan murni kurang resistent terhadap penyakit, hama, dan kebakaran 
    • Terbentuk humus yang susunanya didominasi oleh unsur tertentu 
    • Unit cost penanaman per ha lebih mahal 

    Sistem Silvikultur :

    Sistem Silvikultur Tebang Pilih

    Keuntungan :
    • Perlindungan terhadap tempat tumbuh dan permudaan 
    • Terjadi penutupan tajuk vertikal 
    • Perlindungan terhadap hama dan penyakit 
    • Secara estetika lebih baik 
    • Permudaan alam jenis toleran dipermudah 
    • Penyesuaian dengan situasi pasar kayu 
    • Tegakan tak seumur lebih baik bagi habitat satwa 
    • Menjamin kelestarian produksi pada kawasan kecil 
    • Penjarangan dapat dilakukan simultan dengan pemanenan 
    • Unit cost permudaan per ha lebih murah 

    Sistem Silvikultur :

    Kerugian Tebang Pilih:
    • Produksi kecil, tetapi areal penebangan luas sehingga pengangkutan mahal 
    • Kerusakan terhadap tegakan sisa 
    • Memusnahkan sumber plasma nutfah/genetika yang baik 
    • Bentuk pohon kurang baik karena ruang tumbuh luas pada umur tua 
    • Permudaan jenis toleran lebih banyak dari pada intoleran 
    • Memerlukan kecakapan profesional tinggi dari pelaksana 
    • Tertutup terhadap penggembalaan ternak 
    • Kurang menyerap tenaga kerja dalam operasinya 
    • Permudaan alam lebih sulit diatur, demikian pula tindakan pemeliharaan/pembebasan. 

    Kegiatan Silvikultur

    Praktek silvikultur tersebut berupa:
    • Pengendalian komposisi tegakan 
    • Pengendalian kerapatan tegakan 
    • Pembangunan areal yang tidak produktif 
    • Perlindungan hutan 
    • Pengendalian rotasi dan siklus tebang 
    • Tercapainya efisiensi kerja 
    • Perlindungan tanah dan manfaat tidak lansung hutan 

    Demikianlah artikel tentang Dasar-dasar Manajemen Hutan, semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat untuk para pembaca setia blog pustaka ilmu. Terimakasih

Post a Comment for "Dasar-dasar Manajemen Hutan"