TUMBUHAN TUBA PERACUN IKAN DAN SERANGGA

Tumbuhan tuba (Jatropha curcas) adalah tumbuhan berbunga yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Tumbuhan ini memiliki batang yang tinggi dan tebal, serta daun yang berwarna hijau gelap. Tumbuhan tuba menghasilkan buah berbentuk bola yang berisi banyak biji.

Tumbuhan tuba dapat mengeluarkan racun yang beracun bagi ikan dan serangga. Racun ini terdapat pada daun, batang, dan biji tumbuhan tuba, dan dapat menyebabkan kematian bagi ikan dan serangga yang makan bagian-bagian tumbuhan ini. Tumbuhan tuba juga dapat merusak lingkungan dengan menghilangkan spesies ikan dan serangga yang merupakan bagian dari rantai makanan di lingkungan tersebut.

Meskipun tumbuhan tuba memiliki manfaat sebagai tanaman peneduh atau tanaman pagar, tumbuhan ini juga memiliki beberapa risiko bagi lingkungan dan keamanan makanan. Oleh karena itu, tumbuhan tuba harus ditanam dengan hati-hati dan dikelola dengan baik agar tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan. Jika Anda merasa tidak yakin tentang cara menanam tumbuhan tuba, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan ahli kebun atau petani lokal yang lebih berpengalaman. Mereka dapat memberikan saran dan panduan yang tepat untuk menanam tumbuhan tuba dengan aman.

Jenis Tumbuhan Tuba, dalam bahasa ilmiah dikatakan Derris elliptica, merupakan jenis tumbuhan yang biasa dipakai sebagai peracun ikan. Akar tanaman Tuba ini mempunyai kandungan rotenone, sejenis racun kuat buat ikan serta serangga (insektisida).

Tuba kerap dikatakan juga sebagai Akar Tuba. Dalam bahasa Inggris biasa dikatakan sebagai Derris Root, Duva Ni Vavalagi, atau Tuba Root. Tanaman memanjat (liana) ini memiliki sebagian nama lokal seperti; tuwa laleur, tuwa leteng, areuy kidang(Sunda), jenu, jelun,tuba, oyod tungkul, tungkul (Jawa), tobha, jheno, mombul (Madura).

Di negara lain diketahui dengan sebutan Tuba (Brunei), Hon (Laos), K’biehs (Kamboja),tuba root, tugling-pula (Filipina), Touba (Perancis), Akar Tuba (Malaysia), Lai Nam(Thailand).

Tumbuhan Tuba (Derris elliptica) yang berpotensi sebagai biopestisida ini disamping ditemui hampir di semua wilayah di Indonesia juga terkandung di Bangladesh, Asia Tenggara, serta sebagian kepulauan di Pasifik.

Ciri-ciri Tanaman Tuba. Tuba merupakan tumbuhan berkayu memanjat (liana) 7 – 15 pasang daun terhadap setiap rantingnya. Daun muda berambut kaku terhadap kedua permukaannya. Di bahagian bawah daun diliputi oleh bulu lembut berwarna perang. Batangnya merambat dengan ketinggian hingga 10 meter. Ranting-ranting Tuba tua berwarna kecoklatan.

Tumbuhan Tuba (Derris elliptica)

Mahkota bunga tumbuhan Tuba berwarna merah muda dan sedikit berbulu. Tumbuhan beracun ini juga memiliki buah berupalonjong (oval), dengan sayap yang tipis di selama kedua sisi. kekacang nipis serta rata berukuran 9 cm, lebar 06 –25. cm. sertaterkandung 1– 4 biji dalam satu kekacang.

Tumbuhan peracun ikan ini tumbuh terpencar-pencar, di tempat yang tak begitu kering, di tepi hutan, di pinggir sungai atau dalam hutan belukar yang masih liar serta kadang-kadang ditanam di kebun atau pekarangan. Di Jawa tanaman Tuba diperoleh mulai dari dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1500 m dpl.

Manfaat Tanaman Tuba. Tanaman ini merupakan penghasil bahan beracun yang bisa dipakai buat mengontrol hama serangga, baik di luar ruangan ataupun didalam ruangan. selain rotenon sebagai bahan aktif utama, bahan aktif lain yang terkandung terhadapakar tanaman Tuba (Derris elliptica) ialah deguelin, elliptone, dantoxicarol.

Tanaman ini kerap dipakai sebagai racun ikan. Namun bisa juga bisa dipakai sebagai insektisida, yaitu buat pemberantasan hama terhadap tanaman sayuran, t3mb4k4u, kelapa, kina, kelapa sawit, lada, teh, coklat, serta lain-lain. Di Kalimantan, ekstrak akarnya dipakai sebagai racun buat anak panah.

Daun Tuba (Derris elliptica)

POTENSI BUDI DAYA TUBA

Tingginya harga pestisida belakangan ini, sudah menyebabkan petani kesusahan mengatasi serangan hama serta penyakit. Di lain pihak, konsumen juga mulai sadar, jikalau pemakaian pestisida kimia terhadap budidaya komoditas pangan, sayuran serta buah-buahan, potensial memicu permasalahan kesehatan.

Dengan keadaan layaknya ini, pemakaian pestisida organik dalam budidaya komoditas pangan, sayuran serta buah-buahan, menjadi salah satu alternatif yang menarik.

Alternatif lain ialah pemakaian net putih (kain kelambu), yang mengcover semua areal pertanian. metode layaknya ini telah lazim dilaksanakan buat budidaya buah-buahan serta sayuran di sebagian negara.

Contohnya di Jepang serta Taiwan. Di Indonesia, pemakaian net terhadap lahan pertanian antara lain dilaksanakan di areal penanamant3mb4k4u cerutu di Klaten, serta Jember.

Baca Juga : TUMBUHAN YANG SUDAH LANGKA DI INDONESIA

Bagi petani Indonesia (perorangan), pemakaian net buat buididaya tanaman pangan, sayuran serta buah-buahan masih terlampaumahal. pemakaian pestisida organik sesungguhnya juga telah biasa dilaksanakan petani, tapi masih sebatas terhadap budidaya udang serta bandeng di tambak air payau.

Bahan pestisida organik yang mereka gunakan antara lain daun t3mb4k4u, serta biji teh. Hasilnya cukup efektif, serta tak memicu timbunan residu yang mencemari lingkungan. Namun daun t3mb4k4u serta tumbukan biji teh. Masih belum banyak dipakai oleh para petani di lahan pertanian.

Salah satu asal pati pestisida organik yang potensial buat dibudidayakan secara massal ialah tuba (jenu, Derris elliptica). kini ini, kita telah mengabaikan tanaman tuba. Jarang sekali orang yang mengenal sosok tumbuhan ini, walaupun peribahasa “Air susu dibalas dengan air tuba”. masih tetap diajarkan di sekolah.

Masyarakat pedesaan, cuma mengenal tuba sebagai racun buat menangkap ikan di sungai. Tuba ialah tumbuhan liana, yakni batangnya berkayu, tapi memanjat dengan metode membelit. Hingga budidaya tuba membutuhkan tiang atau tumbuhan lain sebagai panjatan.

Sebenarnya adanya sekitar 204 spesies, sub spesies, varietas, serta kultivar Derris,. tapi yang paling banyak dibudidayakan masyarakat hanyalah Derris elliptica. Tuba dapat diperbanyak dengan metode generatif (melalui biji), ataupun vegetatif (stek batang/cabang).

Perbanyakan dengan stek batang/cabang, akan lebih laju menghasilkan individu tanaman baru. walaupunperbanyakan secara massal, akan lebih ekonomis memakaikan biji yang disemai. peningkatan tuba agak lamban. Diperlukan usia di atas 5 tahun, supaya tanaman dapat menghasilkan bunga serta buah (biji).

Bunga tuba berupa malai dengan warna pink cerah. Masing-masing kuntum bunga akan menghasilkan polong, yang cuma berisi satu biji, dengan bentuk serta ukuran sebesar biji buncis. Polong tuba akan berjatuhan di sekitar tajuk tanaman. waktu dorman biji tuba amat singkat, kurang dari satu bulan.

Hingga biji yang terkumpul sesegera mungkin dengan cepat disemai. Penyemaian dilaksanakan dalam wadah pot yang cukup besar (tinggi), dengan media pasir campur humus atau kompos. Wadah semai sesegera mungkin cukup tinggi, Karena akar tuba akan tumbuh terlebih dahulu, dengan ukuran cukup panjang.

Penyemaian biji tuba membutuhkan masa sekitar dua bulan, baru akan menumbuhkan tunas. Keping biji tuba akan tetap Berposisidalam media, hingga yang keluar hanyalah tunas bakal batang.

Setelah tunas keluar, wadah semai dibongkar, serta kecambah tuba dengan akarnya yang amat panjang itu dipindah satu-satu ke pot paling kecil, atau gelas plastik yang sudah dilubangi areabawahnya.

Semaian tuba dari biji baru dapat ditanam di lapangan terhadap usia di atas satu tahun. Beda dengan benih stek yang terhadap usia tiga sampai empat bulan telah dapat dipindah ke lapangan.

Bahan stek tuba berbentuk cabang atau ranting berdiameter sebesar pensil atau jari tangan orang dewasa, dengan panjang potongan 30 cm. area pangkal potongan stek, diolesi Rootone atau Bioroota (zat perangsang peningkatan akar). Kalau tak tersedia dua bahan ini, dapat diubah dengan cairan umbi bawang merah yang dipotong.

Penyemaian dapat dilaksanakan dalam pot dengan merdia pasir serta humus, atau di dalam lubang semai. Pot serta lubang semai sesegera mungkin disungkup dengan plastik bening, sampai tunas stek tumbuh. Pembukaan sungkup dilaksanakan secara bertahap, hingga semai tak stres.

Baca Juga : MENGENAL TANAMAN ANDALIMAN KHAS SUMATERA

Budi daya tuba secara massal buat sasaran komersial, tak membutuhkan tiang panjatan. Benih result semaian biji ataupun setek, ditanam dengan jarak rapat terhadap bedengan, layaknya halnya budidaya kentang atau ubijalar. sehabis satu tahun, bedengan dibongkar, akar tuba dipanen.

Beberapa tajuk tananan dibuang, atau dijadikan bahan stek baru. Tanaman yang telah dipanen akarnya, dapat ditanam kembali, buat dipanen tahun depan, dengan result yang akan makin tinggi. result panen akar tuba, dapatlangsung dipakai sebagai pestisida, dapat dikeringkan serta disimpan.

Akar tuba mengandung Rotenone, Tubatoxin, atau Paraderil (C23H22O6), yag merupakan racun kontak amat kuat. Rotenone dari akar tuba, diambil dengan metode ditumbuk, setelah itu dicampur air. Air tumbukan akar tuba akan berwarna putih susu, sertaberbau amat keras khas Rotenone.

Aplikasi dalam pemberantasan hama di lahan pertanian, dilaksanakan layaknya biasa, dengan metode penyemprotan memakaikan sprayer. Warna air tuba yang putih layaknya susu inilah yang sudah mengilhami nenek moyang kita menciptakan kiasan: “Air susu dibalas dengan air tuba!'.

Demikianlah artikel tentang TUMBUHAN TUBA PERACUN IKAN DAN SERANGGA, semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat untuk para pembaca setia blog pustaka ilmu. Jangan lupa untuk di share dan memberi komentar pada kolom yang telah disediakan. Terimakasih

Post a Comment for "TUMBUHAN TUBA PERACUN IKAN DAN SERANGGA"